Pendekatan
Struktural
Sultan Thaha Safinuddin
Pendekatan
struktural merupakan pendekatan yang mengkaji dari segi struktur karya sastra
itu sendiri. Pendekatan ini digunakan dengan memahami karya sastra secara close reading atau membaca tanpa
melihat pengarangnya, hubungan dengan realitas. Tujuan dari pendekatan
Struktural adalah untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti,
semendetil dan semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua unsur dan
aspek karya sastra yang bersama–sama menghasilkan makna menyeluruh ( Teeuw,
1984).
Adapun
kelemahan yang terdapat dalam mengkaji karya sastra dengan pendekatan
struktural, ialah sebagai berikut.
•
Karya sastra tidak dapat diteliti secara
tersaing, tetapi dipahami terkait dengan latar belakang sejarah.
•
Adanya struktur yang objektif dalam karya
sastra makin disangsikan.
Pengkajian
melalui unsur Intrinsik (secara Umum)
•
Alur
Alur maju
Tekhnik pengaluran dimana jalan peristiwa dimulai dari melukiskan
keadaan sampai penyelesaian
•
Tokoh
•
Sultan Thaha
•
Sultan Aceh
•
Sultan Muhammad Fachruddin
•
Pangeran Ratu Cakranegara (Sultan Ahmad Zainuddin)
•
Guru Ngaji
•
Raden Mataher
•
Raden Pamuk
•
Raden Tudek
•
Ino Kertopati
•
Pangeran Dipenogoro
•
Temenggung Mangku Negoro
•
Depati Parbo
•
Depati Alam Sekemis
•
Pangeran Hadi
•
Pangeran Singo
•
Pangeran Lamong
•
Pangeran Wiro Kusumo
•
Temenggung Jakfar
•
Risiden
•
Mayor Van Langen
•
Letnan G Badings
•
Roodt Van Olderbernepelt
•
Kapten Kisjes
•
Letnan I Wichers
•
Prajurit
•
Pasukan Belanda
•
Rakyat Indonesia
•
Latar/setting
•
Setting di kesultanan Jambi (keraton tanah pilih kampung
Gedang Jambi)
Aktivitas Sultan thaha Saifuddin saat masih kecil diisi dengan
kegiatan belajar dan mengaji
•
Setting di kesultanan Jambi (keraton tanah pilih kampung
gedang Jambi)
Penyambutan Sultan Thaha Saifudin oleh ayahnya sultan Muhammad
fachruddin
•
Setting markas komando perlawanan = pasukan fisabililah
•
Setting markas komando belanda di kota Jambi 1894.
•
Setting markas komando belanda di kota jambi
•
Setting hutan betung berdarah = 27 April 1904
•
Amanat
Suatu perjuangan seorang tokoh Sultan Thaha Safinuddin melawan
atas kekejaman(penjajahan) Belanda dengan melibatkan tokoh yang lain untuk
mempertahankan tanah air (Jambi) yang tanpa mengenal kata lelah dan damai serta
tidak akan tunduk pada Belanda.
Pendekatan
Sosiologi Sastra
Sastra ini
sangat berguna untuk kehidupan di masyarakat yaitu mengajarkan masyrakat/warga
untuk mempertahankan apa yang telah menjadi miliknya seta tidak untuk percaya
kepada orang lain yang ingin merebut kekuasaannya dan sastra ini menjadi
pedoman dalam kehidupan masyarakat
bagaimna seorang tokoh Sultan Thaha yang pantang menyerah kepada Belanda.
Sosiologi sastra
dapat meneliti melalui tiga perspektif.
Pertama, perspektif teks sastra,
artinya peneliti
menganalisisnya sebagai sebuah refleksi kehidupan masyarakat dan sebaliknya.
Kedua, persepektif biologis yaitu peneliti menganalisis dari
sisi pengarang. Perspektif ini akan berhubungan dengan kehidupan pengarang dan
latar kehidupan sosial, budayanya.
Ketiga, perspektif reseptif, yaitu peneliti menganalisis
penerimaan masyarakat terhadap teks sastra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar