Translate

Sabtu, 14 Mei 2016

pengertian dan contoh kalimat minor dan mayor bertingkat setara


          Kalimat Minor adalah kalimat yang mengandung satu unsur pusat. Unsur pusat yang sering digunakan dalam kalimat minor berupa predikat. Kalimat minor umumnya digunakan sebagai jawaban atas suatu pertanyaan, sebagai perintah, seruan.
Contohnya dalam bentuk jawaban dan salam :
          (Siapa namamu?) Ani.
          (Apa yang kau makan?) Mangga.
          (Di mana rumahmu?) Jalan Melati III Jambi 
          Selamat datang.
          Selamat siang

     Kalimat Mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur pusat, yakni bisa terdiri dari subjek dan predikat (S-P) atau subjek, predikat, objek (S-P-O) ataupun lebih dari itu, misalnya dengan disertai keterangan (S-PO- K).
Contohnya :
          Togar akan berangkat besok pagi
          ibu pergi ke pasar.
          Kerjakan tugas inik
          Kamu lari
          Yang harus ke sini Ani.

     Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang hubungan pola-polanya tidak sederajat. Salah satu pola menduduki sebagai induk kalimat, sedangkan pola yang lain sebagai anak kalimat.
Contohnya
          Ayah pulang dari kantor ketika rizam tidur
          Ketika ani datang, lisa sudah pergi
          Ari akan melanjutkan kuliah jika ia punya cukup uang
          Jika gilang puny banyak uang, ia akan naik haji
    Orang yang kemarin membuat onar, itu merasa tidak bersalah, padahal yang ia lakukan sudah merugikan banyak orang.

       Kalimat Majemuk Setara adalah kalimat majemuk yang terdiri atas beberapa kalimat yang setara/sederajat kedudukannya. Kalimat Majemuk Setara adalah penggabungan dari 2 kalimat / lebih dengan menggunakan kata hubung.
Contohnya kalimat majemuk setara sejalan :
1. Umkar pergi ke pasar, Ririn pergi ke sawah sedangkan Sirob pergi ke sekolah.
2. Juminten pergi ke pasar, Parno berangkat ke bengkel, sedang Ganes pergi ke kebun binatang

PENGERTIAN BAHASA DAN HAKIKAT BAHASA

PENGERTIAN BAHASA
Kata bahasa dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian. Kata bahasa yang terdapat pada kalimat bisa menunjuk pada beberapa arti atau kategori lain. Menurut peristilahan de Saussure, bahasa bisa berperan sebagai parole, langue, langage. Sebagai objek kajian linguistik, karole merupakan objek konkret karena parole itu berwujud ujaran nyata yang diucapkan oleh para bahasawan dari suatu masyarakat bahasa. Langue merupakan objek yang abstrak karena langue itu berwujud sistem suatu bahasa tertentu secara keseluruhan. Langage merupakan objek yang paling abstrak karena dia berwujud sistem bahasa yang universal.
“ Apakah bahasa itu?” Seperti yang dikemukakan Kridalaksana (1983 dan juga dalam Djoko Kentjono 1982) “ Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri”. Definisi ini sejalan dengan definisi dari Barber(1964: 21), Wardhaugh(1977:3), Trager(1949:18), de Saussure(1966:16) dan Bolinger(1975:15).
Masalah yang berkeneen dengan pengertian bahasa adalah bilamana sebuah tuturan disebut bahasa, yang berbeda dengan bahasa lainnya dan bilamana hanya dianggap sebagai varian dari suatu bahasa lainnya dan hanya dianggap sebagai varian dari suatu bahasa. Dua buah tuturan bisa disebut sebagai dua bahasa yang berbeda berdasarkan dua buah patokan, yaitu patokan linguistis dan patokan politis. Masalah lain adalah arti bahasa dalam pendidikan formal di sekolah menengah bahwa” bahasa adalah alat komunikasi”. Jawaban ini tidak salah tetapi juga tidak benar sebab hanya mengatakan” bahasa adalah alat”.
Oleh karena itu, meskipun bahasa itu tidak pernah lepas dari manusia, dalam arti tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai bahasa, tetapi karena ”rumitnya” menentukan suatu parole bahasa atau bukan, hanya dialek saja dari bahasa yang lain, maka hingga kini belum pernah ada angka yang pasti berapa jumlah bahasa yang ada di dunia ini.

HAKIKAT BAHASA
Beberapa ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa adalah
Bahasa sebagi Sistem
Kata sistem sudah biasa digunakan dalam kegiatan sehari-hari dengan makna ‘cara’ atau ‘aturan’, tapi dalam kaitan dengan keilmuan, sistem bararti susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Sebagai sebuah sistem, bahasa itu sekaligus bersifat sistematis dan sistemis. Dengan sistematis, artinya bahasa itu tersusun menurut pola, tidak tersusun secara acak, secara sembarangan. Sedangkan sistemis, artinya bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri juga dari sub- subsistem atau sistem bawahan.
Bahasa sebagai Lambang
Kata lambang sering dipadankan dengan kata simbol dengan pengertian yang sama. Lambang dikaji orang dengan kegiatan ilmiah dalam bidang kajian yang disebut ilmu Semiotika atau Semiologi, yaitu ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia termasuk bahasa. Dalam semiotika atau semiologi dibedakan adanya beberapa jenis tanda, yaitu antara lain tanda (sign), lambang (simbol), sinyal (signal), gejala (symptom), gerak isyarat (gesture), kode, indeks, dan ikon. Dengan begitu, bahasa adalah suatu sistem lambang dalam wujud bunyi- bahasa, bukan dalam wujud lain.
Bahasa adalah Bunyi
Sistem bahasa itu bisa berupa lambang yang wujudnya berupa bunyi. Kata bunyi, sering sukar dibedakan dengan kata suara. Secara teknik, menurut Kridalaksana (1983: 27) bunyi adalah kesan dari pusat saraf sebagai akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan- perubahan dalam tekanan udara. Lalu yang dimaksud dengan bunyi pada bahasa atau yang termasuk lambang bahasa adalah bunyi- bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Jadi, bunyi yang bukan dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa. Tetapi tidak semua bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia termasuk bunyi bahasa, seperti teriak, bersin, batuk- batuk, dan sebagainya.
Bahasa itu Bermakna
Bahasa itu adalah sistem lambang yang berwujud bunyi, maka tentu ada yang dilambangkan. Yang dilambangkan itu adalah suatu pengertian, konsep, ide atau pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi. Oleh karena lambang- lambang itu mengacu pada suatu konsep, ide atau suatu pikiran, maka dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna. Lambang- lambang bunyi bahasa yang bermakna itu di dalam bahasa berupa satuan- satuan bahasa yang berwujud morfem, kata, frase, klausa, kalimat dan wacana. Karena bahasa itu bermakna, maka segala ucapan yang tidak mempunyai makna dapat disebut bukan bahasa.
Bahasa itu Arbitrer
Kata arbitrer bisa diartikan “ sewenang- wenang, berubah- ubah, tidak tetap, mana suka”. Yang dimaksud dengan istilah arbitrer itu adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi itu) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut.
Bahasa itu Konvensional
Meskipun hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkan bersifat arbitrer, tetapi penggunaan lambang tersebut untuk suatu konsep tertentu bersifat konvensional. Artinya, semua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya.
Bahasa itu Produktif
Kata produktif adalah bentuk ajektif dari kata benda produksi. Arti produktif adalah “ banyak hasilnya “ atau lebih tepat “ terus- menerus menghasilkan “. Lalu, kalau bahasa itu dikatakan produktif, maka maksudnya, meskipun unsur- unsur bahasa itu terbatas, tetapi dengan unsur- unsur yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat satuan- satuan bahasa yang jumlahnya tidak terbatas, meski secara relatif, sesuai dengan sistem yamg berlaku dalam bahasa itu.
Bahasa itu Unik
Unik artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh yang lain. Bahasa dikatakan unik yang artinya setiap bahasa memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh bahasa lain. Salah satu keunikan bahasa Indonesia adalah bahwa tekanan kata tidak bersifat morfemis, melainkan sintaksis, artinya jika kita memberi tekanan pada kata dalam kalimat maka makna kata itu tetap.
Bahasa itu Universal
Bahasa bersifat universal artinya ada ciri- ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini. Ciri- ciri yang universal ini tentunya merupakan unsur bahasa yang paling umum, yang bisa dikaitkan dengan ciri- ciri atau sifat- sifat bahasa lain.
Bahasa itu Dinamis
Bahasa adalah satu- satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Karena keterikatan dan keterkaitan bahasa itu dengan manusia, sedangkan dalam kehidupannya di dalam masyarakat, kegiatan manusia itu tidak tetap dan selalu berubah, maka bahasa itu juga menjadi ikut berubah, menjadi tidak tetap dan tidak statis. Karena itulah bahasa itu disebut dinamis.
Bahasa itu Bervariasi
Anggota masyarakat suatu bahasa biasanya terdiri dari berbagai orang dengan berbagai status sosial dan berbagai latar belakang budaya yang tidak sama. Anggota masyarakat bahasa itu ada yang berpndidikan baik ada juga yang tidak, ada yang tinggal di kota ada yang tinggal di desa, ada orang dewasa dan kanak- kanak. Oleh karena latar belakang dan lingkungannya tidak sama maka bahasa yang mereka gunakan menjadi bervariasi atau beragam.
Bahasa itu Manusiawi
Alat komunikasi manusia yang namanya bahasa adalah bersifat manusiawi, dalam arti hanya milik manusia dan hanya dapat digunakan oleh manusia. Alat komunikasi binatang bersifat terbatas. Dalam arti hanya untuk keperluan hidup “ kebinatangannya” itu saja. Kalaupun ada binatang yang dapat mengerti dan memahami serta melakukan perintah manusia dalam bahasa manusia adalah berkat latihan yang diberikan kepadanya.

Nama Penyair dalam sejarah sastra di Indonesia

          1. TOTO SUDARTO BACHTIAR
Toto sudarto bachtiar (lahir di palimanan, Cirebon, tanggal 12 Oktober 1929) telah mulai mengumumkan sajak-sajaknya sekitar tahun 1950. Sajaknya yang terkenal ‘ ibu kota senja ‘ ditulisnya tahun 1951. Tetapi kebanyakan sajak-sajaknya ditulis sesudah tahun 1953, karena itu ia baru dibicarakan sekarang dan tidak pada periode sebelumnya berlainan dengan kawan sebayanya Harijadi S. Hartowardjo yang setelah 1954 sedikit saja menulis sajak. Dalam sajaknya ‘ pahlawan tak dikenal ‘ ia melukiskan seorang pemuda yang gugur tertembak pada hari pahlawan tanpa mengetahui untuk apa. Tetapi ia memberikan pengorbanannya dengan ikhlas ; ia tersenyum mau berkata “ aku sangat muda “. Kecuali menulis sajak  Toto sudarto juga banyak sekali menerjemahkan, baik sajak maupun cerpen atau karangan-karangan lain kedalam bahasa Indonesia.
            2. W.S. RENDRA
Rendra yang semula nama lengkapnya Willibrodus Surendra Broto lahir di Solo tanggal 7 November 1935 ialah penyair Indonesia terpenting pada masa ini. Ia mulai mengumumkan sajak-sajaknya sekitar tahun 1954 dalam majlah-majalah terkemuka di Jakarta dan lembaran-lembaran kebudayaan di Solo dan di Yogya. Kemudian sajak-sajaknya yang permulaan itu di muat dalam buku kumpulan sajaknya yang pertama berjudul Balada Orang-orang Tercinta (1957). Rendra mendapat hadiah sastra nasional untuk puisi tahun (1955-1956) sebagai salah seorang penyair terbaik. Salah sebuah sajaknya yang permulaan yang juga dimuat dalam kumpulan itu berjudul “ Terbunuhnya Atmo Karpo “ merupakan sebuah sajak baladanya yang terbaik. Selain menulis sajak, Rendra pun banyak menulis cerpen. Sebagaiannya telah diterbitkan dalam sebuah kumpulan berjudul Ia Sudah Bertualang (1963). Juga banyak bergerak di bidang drama.
            3. RAMADHAN K.H
 Ramadhan K.H. atau lengkapnya Ramadhan Kartahadimadja lahir di Bandung 16 Maret 1927, tetapi baru tampil namanya sebagai penulis sekitar tahun 1952. Ia mula-mula menulis cerpen, kemudian lebih banyak menulis sajak. Ia pun seorang penerjemah yang telah berjasa memperkenalkan sajak-sajak dan drama Federico Garcia Lorca ke dalam bahasa indonesia yang diterjemahkanya langsung dari bahasa Spanyol. Sajak-sajaknya sendiri yang ditulisnya ia baru pulang dari spanyol, kemudian dibukukan dengan judul Priangan SI Jelita (1958). Untuk buku itu dia mendapatkan hadiah sastra nasional dari B.M.K.N tahun 1957-1958. Dalam sajaknya itu ia banyak menyatakan kegetiran hatinya lantaran melihat tanah airnya tidak aman dan menjadi korban pengacauan.
            4. KIRDJOMULJO
Kirdjomuljo lahir di Yogyakarta tahun 1930 ialah salah seorang penyair indonesia yang banyak sekali menulis sajak. Sekita tahun 1953-2956 banyak di antarnya dimuat dalam majalah-majalah. Tahun 1955 terbit buku kumpulan sajaknya berjudul Romance Perjalanan I. Romance perjalanan jilid-jilid selanjutnya tidak pernah terbit, meskipun konon naskahnya sudah dipersiapkan penyairnya. Banyak sajaknya yang dimuat dalam majalah-majalah tetapi belum diterbitkan dalam buku. Kecuali menulis sajak, kirdjomuljo juga menulis banyak drama. Yang pernah terbit menjadi buku hanya satu yaitu yang berjudul “ Nona Maryam “ yang diterbitkan dalam satu jilid dengan drama sebuah tangan W.S Rendra berjudul ‘ Orang-orang di Tikungan Jalan ‘ (1955). Kirdjomuljo pun ada menulis cerpen dan roman, di antaranya ada yang sudah terbit berjudul Cahaya di Mata Emi (1968) dan di saat rambutnya terurai (1968) yang terasa sangat lamban gayanya.
Nama Penyair Lainya
Beberapa penyair lain yang banyak mengumumkan sajak-sajak dalam majalah-majalah pada periode ini, tetapi sayang belum juga mendapatkan kesempatan untuk menerbitkanya menjadi buku, antara lain adalah :
          Hartojo Andangdjaja (lahir di Solo tanggal 4 Jul 1930), mengumumkan sajak-sajaknya dalam majalah-majalah terkemuka di Jakarta dan kota-kota lain. Sajaknya yang pertama sudah dimuat sekitar tahun 1947.
          M. Hussyn Umar (lahir di Medan tanggal 21 Januari 1931), kecuali menulis sajak juga menulis cerpen dan drama radio. Sajak-sajaknya menunjukkan perhatianya yang besar kepada masalah-masalah sosial. Ketika jadi mahasiswa ia pun aktif dalam lapangan penerbitan mahasiswa.
          Odeh suardi (lahir di Sumedang tanggal 6 September 1930), menulis sajak yang diilhami oleh agama yang dipeluknya, agama kristen. Ia banyak menulis sajak dalam majalah-majalah Zenith, Gelanggang/siasat, Seni, Mimbar Indoneia dan lain-lain. Setelah itu ia menjadi pendeta, tak pernah lagi ada sajak yang diumumkannya.
          Sugiarta Sriwibawa (lahir di Solo tanggal 31 Maret 1932), menulis sajak-sajak yang berat karena permasalah nadanya. Sajak-sajaknya itu telah dikumpulkan dalam kumpulan berjudul Lentera Jalan yang sampai sekarang belum terbit. Kecuali menulis sajak, Sugiarta banyak menulis cerpen dengan gayanya yang lirikal dan puistis.
          Surachman R.M (lahir di Cibatu, Garut,19 September 1936), sajak-sajaknya menunjukan perhatian yang besar terhadap masalah-masalah sosial. Ia terkenal juga sebagai penulis yang banyak menulis sajak dalam bahasa daerahnya, bahasa sunda. Kumpulan sajaknya bahasa sSunda telah terbit berjudul Surat Kayas (1968).
           Ayatrohaidi (lahir di Jatiwangi, Majalengka, 5 Desember 1939), menulis sajak-sajak dan cerpen-cerpen.,baik dalam bahasa Indonesia maupun Sunda. Juga dalam sajak-sajaknya tampak perhatian yang besar terhadap masalah-masalah sosial.
Drama
Setelah beberapa tahun lamanya dunia penulisan drama Indonesia hampir-hampir hanya mengenal Utuy T. Sontani sebagai tokoh tunggal, menjelang akhir tahun lima puluhan muncullah beberapa nama baru dalam penulisan drama Indonesia.
          NASJAH DJAMIN
Lahir di Medan dalam tahun 1924, tetapi hidupnya kebanyakan dihabiskan di Yogya. Meski ia sudah mulai menulis (sajak) pada awal revolusi fisik, namun sampai awal tahun lima puluhan ia lebih banyak mencurahkan perhatianya kepada seni lukis. Ia memang lebih dahulu terkenal sebagi pelukis dari pada penulis. Kecuali menulis drama dan cerpen, Nasjah pun menulis pula roman. Antara yang sudah terbit patut disebut Hilanglah si Anak Hilang (1963). Roman ini mengisahkan perjuangan seorang pelukis individualis yang hilang dari lingkungan keluarga karena menemukan konflik mengenai nilai-nilai moral kebenaran.
          H.M. JUSA BIRAN
Nama lengkapnya ialah Hadji Misbach Jusa Biran, lahir di Rangasbitung tahun 1933. Ia terkenal mula-mula karena sketsa-sketsanya tentang kehidupan “ seniman senen” yang dimuat dalam majalah Aneka tahun lima puluhan. Ketika itu ia sudah bergerak dalam lapangan perilmuan. Setelah itu Misbach masih menulis beberapa buah drama lagi, di antaranya berjudul “ setengah jam menjelang maut “ (1968) yang pernah dimainkan di muka televisi. Romannya menyusuri jejak berdarah (1968) merupakan penuliasan dari cerita fliem yang juga telah dibuatnya sendiri.
Para Pengarang Wanita
N.H DINI
N.H Dini yang nama lengkapnya Nurhajati Srihardini (lahir di Semarang tanggal 29 Februari 1936), mulai menulis cerpen-cerpen yang dimuat dalam majalah kisah dan lain-lain. Pada cerpen=cerpen itu tidak ada lagi protes-protes yang berkisar pada soal-soal kewanitaan yang didunianya terjepit di tengah dunia Laki-laki. Tokoh waniat Dini ialah manusia-manusia yang kalaupun berontak ialah berontak karena hendak memperjuangkan harga dirinya sebagai manusia. Dalam cerpen “ dua dunia” dikisahkan dini tentang Iswanti seorang janda muda yang sakit tipus yang diceritakan suaminya karena si suami main gila dengan ibu tirinya sendiri. Setelah terbit dengan kumpulan cerpen, Dini kemudian menerbitkan sebuah roman pendek yang berjudul “ hati yang damai “ (1961). Ceritanya seorang istri penerbang yang ketika suaminya mendapat kecelakaan lalu terlibat dalam cinta segi empat hingga akhirnya ia menemukan kedamaian pada keluasan hati suaminya. Dini kemudian menikah dengan seorang diplomat perancis, ia megikuti suaminya pernah tinggal di Jepang dan antara lain menulis sebuah roman pula yang fragmennya pernah diumumkan dalam majalah. Roman itu berjudul Namaku Hiroko.

Model Apresiasi Puisi

Apresiasi puisi dimaknai sebagai kegiatan mengeluti, menggauli, memahami, menikmati puisi hingga tumbuh pengetahuan, pengertian, pemahaman, penikmatan, penghargaan terhadap puisi yang kita gauli, geluti, pahami, dan nikmati. Apresiasi berhubungan dengan nilai dan sikap.Apresiasi puisi bisa bersifat langsung dan tak langsung. Apresiasi langsung dengan cara bergelut langsung dengan puisi itu sendiri, sementara apresiasi tak langsung dengan cara mempelajari teori tentang puisi tersebut.

Contoh puisi
TETESAN AIR LEBAT
Tik tik tik
Perlahan lahan air itu jatuh dari langit
Diiringi petir yang seakan ingin membelah bumi
Lalu tetesan air itu jatuh begitu kuat
Membasahi tubuh anak-anak yang bercanda
Diluar rumah
            Hujan adalah teman
            Yang  bermain bersama anak tiada berumah
            Hujan berhenti
            Awan hitam disingkir warna warni di langit
Tik tik tik
Tak lagi jatuh perlahan dari langit
Tapi dari mata si anak yang tiada berumah

Metode pembelajaran yang bersifat active learning

Metode kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan  materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. CTL juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. CTL adalah proses pendidikan yang bertujuan menolong siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks kehidupan keseharian siswa dengan konteks kehidupan pribadi, sosial, dan budaya mereka.


fungsi bahasa Menurut halliday


1. fungsi instrumental : penggunaan bahasa untuk mencapai suatu hal yang bersifat materi seperti makan, minum dansebagainya
2. fungsi regulatoris : penggunaan bahasa untuk memerintah dan perbaikan tingkah laku
3. Fungsi interaksional : untuk saling mencurahkan perasan pemikiran antara seseorang dan orang lain
4. fungsi personal : untuk mencurahkan perasaan dan pikiran
5. fungsi heuristic : untuk mengungkap tabir fenomena dan keinginan untuk mempelajarinya
6. fungsi imajinatif : bahasa untuk mengungkapkan imajinasi dan gambaran-gambaran tentang discovery seseorang dan tidak sesuai dengan realita (dunia nyata)
7. fungsi representasional : penggunaan bahasa untuk menggambarkan pemikiran dan wawasan serta menyampaikannya pada orang lain


Manfaat Berbahasa


Begitu besar manfaat membaca untuk mengasah keterampilan menulis seseorang. Berikut saya paparkan manfaat membaca bagi keterampilan menulis.
1. Membaca memperluas wawasan
2. Membaca membantu melihat sudut pandang yang berbeda
3. Membaca membantu  belajar teknik menulis yang dipakai oleh orang yang lebih berpengalaman.
4. Membaca membuat ide  melimpah
5. Membaca menjadikan otak dan pikiran  aktif
6. Membaca merangsang terbentuknya informasi baru di sistem daya ingat yang siap di panggil kapan saja
7. Membaca membuat jalan pikiran menjadi lebih lentur
8. Membaca memperkaya kosa kata, pilihan kalimat, dan cara penyajian yang bisa dipakai.
9. Membaca membuat mampu menganalisa, menghubungkan informasi yang   terserak, dan melihat benang merah dari sebuah persoalan
10. Membaca membuat Anda punya bahan yang banyak untuk menuliskannya kembali.

Begitu banyak contoh di sekitar kita yang menunjukkan bagaimana orang yang gemar membaca cenderung memiliki keterampilan menulis yang baik. Hanya sedikit nama yang layak disebut sebagai penulis besar. Sebut saja Khalil Gibran, William Shakespeare. Keduanya harus menjalani kehidupan yang kurang mengenakan terlebih dahulu, jawabannya adalah tidak. Kita justru bersyukur jika tidak melewati fase hidup yang begitu berat seperti dialami mereka. Bukan soal bagaimana jalan kehidupan yang harus kita tempuh. Tapi bagaimana kita memandang dan memanfaatkan setiap momen yang telah kita lewati untuk menjadi sebuah karya. Itulah yang dilakoni Shakespeare dan Khalil Gibran hingga mengantarkannya menjadi penulis terkenal.
Seorang penulis kreatif akan sukses jika memiliki semangat atau motivasi sejauh mana menginginkan hal-hal baru dan melakukan perubahan. Motivasi ini dilandasi sejauh mana kita menginginkan perbaikan dalam hidup. Tidak mudah menyerah, selalu memiliki solusi alternatif dan menghasil ide-ide terobosan dalam mengembangkan tulisannya. Tak kalah penting, kita harus berani keluar dari kebiasaan dan tidak terkungkung dengan apa yang ada saat ini adalah salah satu hal yang harus dipenuhi untuk menghasilkan suatu produk tulisan yang layak disebut sebagai tulisan kreatif.
Membangun Tradisi Membaca dan Menulis.
Sudah saatnya membangun kembali tradisi membaca dan menulis. Inilah kontribusi yang bisa  berikan untuk menjadikan bangsa ini lebih maju. Lewat kebiasaan membaca, bisa melatih keterampilan menulis..
Jika banyak pembaca yang bertanya, bagaimana caranya agar  bisa menulis dengan baik? Maka jawaban sederhana adalah rajin-rajinlah membaca. Dengan kebiasaan tersebut, keterampilan menulis Anda akan meningkat dengan sendirinya. Anda mw bukti, silakan anda praktekkan.