Translate

Kamis, 05 Mei 2016

Aspek-Aspek Wacana

A. Aspek Semantis
Aspek semantis wacana terbagi atas dua :
1. Hubungan Semantis Di Antara Bagian-Bagian Wacana
            Hubungan semantis diantara bagian-bagian wacana ditandai oleh hubungan antara proposisi dan proposisi bagian-bagian wacana itu. Contohnya:
1. Musim kemarau tahun ini amat panjang
2. Di mana-mana terjadi kekeringan
3. Tanah-tanah sawah rekah kepanasan
4. Petani mengeluh tak ada air
5. panen pun menjadi tak menentu, pohon padi mati kekeringan
2. Kesatuan Latar Belakang Semantis Wacana
            Kesatuan latar belakang semantis wacana di tandai oleh kesatuan topik, hubungan di antara peserta tuturan, dan media yang digunakan.
a. kesatuan topik
            perhatikan contoh berikut:
            “Dijual. Butuh uang tunai segara. Sebuah rumah tua. Luas tanah 1.500 meter persegi dan luas bangunan 200 meter persegi, peminat yang serius harap hubungi kami. Kami tidak punya waktu untuk melayani perentara”
b. hubungan di antara peserta tuturan dapat disimak lewat dialog berikut:
            a. [ketika telepon bordering, seorang anak berkata kepada ibunya]:
               anak: ada telpon untuk mama
              ibu: mama di dapur.( tanggung) nanti masakan gosong. Kamu terima sebentar.
            b. [ ketika telepon berdering ibu berkata kepada anaknya]:
              ibu: ada telepon untuk kamu, na
              anna: ma, tolong terima sebentar. Aku lagi mandi

B. Aspek Grametikal
Keutuhan sebuah wacana dinyatakan dengan sebagai alat grametikal berikut:
a. Konjungsi
contoh konjungsi:
“sang penyair kadang-kadang mampu membaca alam yang amat dekat dengan dirinya. Katakanlah kenyataan alam itu adalah diri kita sendiri. Membaca kenyataan diri sendiri yang harmonis merupakan wujud hubungan dan cerminan kecerdasan spiritual. Dalam hal itu, penyair Mustofa Bisri  mengemukakan ihwal anggota tubuhnya yang berupa mulut. Pembacaannya atas kenyataan alam yang berupa anggota tubuh itu melahirkan sajak mustofa berikut ini”
b. Ellipsis
dilepaskan di dalam salah satu bagian merupakan ulangan dari bagian yang lain.
contohnya:
Di mukamu ada sebuah rongga
(di mukamu) ada giginya ada lidahnya
Lewat ronggs itu semua bisa
Kumasukan kedalam perutmu
Lewat(rongga) itu semua bisa kutumpahkan
Lewat(rongga) itu air liurmu bisa meluncur sendiri
c. Paralelisme
kesejajaran dalam wacana mengikuti pola di antara bagian di dalam wacana itu. Contoh:
“berhadapan dengan struktur teks sajak kadang-kadang seperti berhadapan dengan ayat-ayat atau tanda-tanda kebesaran Tuhan.
d. Penggantian (substitusi)
            1. Penggantian anaforis
“kami pergi berjalan-jalan ke kota bersama sebagian penduduk di desa kami. Mereka banyak yang memang sama sekali belum pernah melihat keramaian kota. Oleh karena itu, mereka sangat bergembira”
Penggantian anaforis dapat juga menggunakan beliau, ia, sia, dan-nya. Pronominal ia dan dia tidak ernah digunakan dalam penggantian kataforis.
            2. Penggantian kataforis
Pronominal persona-nya dapat juga digunakan untuk penggantian kataforis, seperti:
“dengan kecerdasan luar biasa serta dilengkapi dengan kecermatan dan ketelitiannya yang tinggi, saya yakin kelak ahmad dapat menjadi seorang peneliti ulung yang berhasil”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar