Objek
kajian linguistik mikro adalah struktur intern bahasa atau sosok bahasa itu
sendiri, sedangkan kajian linguistik makro adalah bahasa dalam hubungannya
dengan faktor- faktor di luar bahasa yaitu tidak lain daripada segala hal yang
berkaitan dengan kegiatan manusia di dalam masyarakat, sebab tidak ada kegiatan
yang tanpa berhubungan dengan bahasa.
Masyarakat
Bahasa
Kata
masyarakat biasanya diartikan sebagai sekelompok orang (dalam jumlah yang
banyaknya relatif ), yang merasa sebangsa, seketurunan, sewilayah tempat
tinggal atau yang mempunyai kepentingan sosial yang sama. Yang dimaksud dengan
masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang merasa menggunakan bahasa yang
sama. Karena titik berat pengertian masyarakat bahasa pada “ merasa menggunakan
bahasa yang sama”, maka konsep masyarakat bahasa dapat menjadi luas dan dapat
menjadi sempit.
Variasi
dan Status Sosial Bahasa
Dalam
beberapa masyarakat tertentu ada semacam kesepakatan untuk membedakan adanya
dua macam variasi bahasa yang dibedakan berdasarkan status pemakaiannya. Yang
pertama adalah variasi bahasa tinggi ( T ) digunakan dalam situasi- situasi
resmi, seperti pidato kenegaraan, bahasa pengantar dalam pendidikan, khotbah,
surat- menyurat resmi dan buku pelajaran, variasi T ini harus dipelajari
melalui pendidikan formal di sekolah- sekolah. Yang kedua adalah variasi bahasa
rendah ( R ) digunakan dalam situasi tidak formal, seperti di rumah, di warung,
di jalan, dalam surat- surat pribadi dan catatan untuk diri sendiri, variasi R
ini dipelajari secara langsung di dalam masyarakat umum dan tidak pernah dalam
pendidikan formal. Adanya pembedaan variasi bahasa T dan bahasa R disebut
dengan istilah diglosia ( Ferguson 1964 ). Masyarakat yang mengadakan pembedaan
ini disebut masyarakat diglosis.
Penggunaan
Bahasa
Adanya
berbagai macam dialek dan ragam bahasa menimbulkan masalah, bagaimana kita
harus menggunakan bahasa itu di dalam masyarakat. Hymes (1974) seorang pakar
sosiolinguistik mengatakan, bahwa suatu komunikasi dengan menggunakan bahasa
harus memperhatikan delapan unsur, yang diakronimkan menjadi SPEAKING, yakni :
·
Setting
and scene, yaitu unsur yang berkenaan dengan tempat dan waktu terjadinya
percakapan
·
Participants,
yaitu orang- orang yang terlibat dalam percakapan
·
Ends,
yaitu maksud dan hasil percakapan
·
Act
sequences, yaitu hal yang menunjuk pada bentuk dan isi percakapan
·
Key,
yaitu yang menunjuk pada cara atau semangat dalam melaksanakan percakapan
·
Instrumentalities,
yaitu yang menunjuk pada jalur percakapan apakah secara lisan atau bukan
·
Norms,
yaitu yang menunjuk pada norma perilaku peserta percakapan
·
Genres,
yaitu menunjuk pada kategori atau ragam bahasa yang digunakan.
Kedelapan
unsur tersebut dalam formulasi lain bisa dikatakan dalam berkomunikasai lewat
bahasa harus diperhatikan faktor- faktor siapa lawan atau mitra bicara kita,
tentang apa, situasinya bagaimana, tujuannya apa, jalurnya apa dan ragam bahasa
yang digunakan yang mana.
Kontak
Bahasa
Dalam
masyarakat yang terbuka, artinya yang para anggotanya dapat menerima kedatangan
anggota dari masyarakat lain, baik dari satu atau lebih dari satu masyarakat,
akan terjadilah apa yang disebut kontak bahasa. Bahasa dari masyarakat yang
menerima kedatangan akan saling mempengaruhi dengan bahasa dari masyarakat yang
datang. Hal yang sangat menonjol yang bisa terjadi dari adanya kontak bahasa
ini adalah terjadinya atau terdapatnya apa yang disebut bilingualisme dan
multilingualisme dengan berbagai macam kasusnya, sepertu interferensi,
integrasi, alihkode, dan campurkode.
Bahasa
dan Budaya
Satu
lagi yang menjadi objek kajian linguistik makro adalah mengenai hubungan bahasa
dengan budaya atau kebudayaan. Dalam sejarah linguistik ada suatu hipotesisyang
sangat terkenal mengenai hubungan bahasa dengan kebudayaan ini. Hipotesis ini
dikeluarkan oleh dua orang pakar, yaitu Edward Sapir dan Benjamin Lee Whorf (
hipotesis Sapir- Whorf) yang menyatakan bahwa bahasa mempengaruhi kebudayaan
atau bahasa itu mempengaruhi cara berpikir dan bertindak anggota masyarakat
penuturnya. Jadi bahasa itu menguasai cara berpikir dan bertindak manusia. Apa
yang dilakukan manusia selalu dipengaruhi oleh sifat- sifat bahasanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar