Apabila konseling perorangan
menunjukkan layanan kepada individu atau klien orang-perorangan, maka bimbingan
dan konseling kelompok mengarahkan layanan kepada sekelompok individu. Dengan
satu kali kegiatan, layanan kelompok itu memberikan manfaat atau jasa kepada
sejumlah orang.kemanfaatan yang lebih meluas inilah yang paling menjadi
perhatian semua pihak berkenaan dengan layanan kelompok itu. Apalagi pada zaman
yang menekankan perlunya efisiensi, perlunya perluasan pelayanan jasa yang
mampu menjangkau lebih banyak konsumen secara tepat dan cepat, layanan kelompok
semakin menarik.
Keunggulan yang diberikan oleh
layanan kelompok ternyata bukan hanya menyangkut aspek ekonomis/efisiensi
sebagaiman dituturkan diatas. Dinamika perubahan yang terjadi ketika layanan
itu berlangsung juga amat menarik perhatian. Dalam layanan kelompok interaksi
antar individu anggota kelompok merupakan suatu yang khas, yang tidak mungkin
terjadi pada konseling perorangan.
•
Ciri-ciri kelompok
Meskipun suatu kelompok terdiri dari sejumlah
orang, tetapi kelompok bukan sekedar kumpilan sejumlah orang. Sejumlah orang
yang berkumpul itu baru merupakan “lahan” bagi terbentuknya kelompok.
Unsur-unsur tersebut yang paling pokok menyangkut tujuan, keanggotaan dan
kepimpinan, serta aturan yang diikuti.
Sekumpulan orang akan menjadi kelompok kalau
mereka mempunyai tujuan bersama. Kebersamaan dalam kelompok lebih lanjut diikat
dengan adanya pemimpin kelompok yang bertugas mempersatukan seluruh anggota
kelompok, untuk melakukan kegiatan bersama, untuk mencapai tujuan yang satu
bersama. Selanjutnya, kelompok yang sudah memiliki tujuan, anggota, dan
pemimpin itu tidaklah lengkap apabila belum memiliki aturan dalam kelompok
melaksanakan kegiatannya. Dengan demikian, jelaslah bahwa suatu kelompok membutuhkan
aturan, nilai-nilai, atau pedoman yang memungkinkan seluruh anggota bertindak
dan mengarahkan diri bagi pencapaian tujuan yang mereka kehendaki.
•
Bimbingan kelompok
Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan
yang diberikan dalam suasana kelompok. Gadza (1978) mengemukakan bahwa
bimbingan kelompok disekolah merupakan kegiatan informasi kepada
sekelompok siswa untuk membantu mereka
menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Dengan demikian jelas bahwa kegiatan
dalam bimbingan kelompok ialah pemberian informasi untuk keperluan tertentu
bagi para anggota kelompok, khususnya dalam kaitannya dengan unsur kelompok
keempat unsur yang membentuk kelompok, maka dapat diketahui bahwa tujuan yang
hendak dicapai oleh kelompok tersebut ialah menerima informasi. Lebih jauh
informasi itu akan dipergunakan untuk menyusun rencana dan membuat keputusan,
atau untuk keperluan lain yang relavan dengan informasi yang diberikan.
•
Konseling kelompok
Layanan konseling kelompok pada dasarnya
adalah layanan konseling perorangan yang dilaksankan didalam suasana kelompok.
Disana ada konselor (yang jumlahnya mungkin lebih dari seorang) dan ada klien,
yaitu para anggota kelompok (yang jumlahnya paling kurang dua orang). Disana
terjadi hubungan konseling dalam suasana yang diusahakan sama seperti dalam
konseling perorangan, yaitu hangat, terbuka, permisif, dan penuh keakraban.
Dimana juga ada pengungkapan dan pemahaman masalah klien, penulusuran
sebab-sebab timbulnya masalah, upaya pemecahan masalah (jika perlu dengan
menerapkan metode khusus), kegiatan evaluasi dan tindak lanjut.
Kegiatan
penunjang
1. Instrumentasi bimbingan
dan konseling
Pemahaman tentang diri klien,
tentang masalah klien, dan tentang lingkungan yang “lebih luas” dapat dicapai
dengan berbagai cara. Instrumentasi bimbingan dan konseling memang merupakan
salah satu sarana yang perlu dikembangkan agar pelayanan bimbingan dan
konseling terlaksana secara lebih cermat dan berdasarkan data empirik.
Termasuk
kedalam instrumen yangdimaksudkan itu adalah berbagai tes, inventori, angket
dan format isian. Sedang untuk pemahaman lingkungan yang “lebih luas” dapat
digunakan berbagai brosur, leaflet, selebaran, model, contoh, dan lain
sebagainya.
•
Instrumen tes
Tes merupakan prosedur untuk mengungkapkan
tingkah laku seseorang dan menggambarkannya dalam bentuk skala angka atau
klafikasi tertentu (Cronbach, 1970). Dalam bentuknya yang nyata tes meliputi
serangkaian pertanyaan (tertulis atau lisan) atau tugas yang harus dijawab oleh
orang yang di tes.
•
Instrumen non-tes
Instrumen non-tes meliputi berbagai prosedur,
seperti pengamatan, wawancara, catatan anekdot, angket, sosimetri, inventori
yang dibakukan. Agar diperoleh hasil yang terandalkan, pengamatan dan wawancara
dilakukan dengan mempergunakan pedoman pengamatan dan wawancara.
2. Penyelenggaraan himpunan
data
Data yang telah terkumpul melalui berbagai
tekhnik/prosedur untuk sejumlah individu perlu dihimpun secara cermat. Selain
berkepentingan dengan himpunan data pribadi siswa, konselor disekolah perlu
pula mengumpulkan data umum, yaitu data yang menyangkut berbagai informasi dan
bebagai hal tentang “lingkungan yang lebih luas”. Data umum ini pada umumnya
dipakai untuk layanan orientasi dan informasi, penempatan dan penyaluran.
3. Kegiatan khusus
Masih ada beberapa kegiatan khusus yang
memerlukanperhatian konselor, khususnya konselor yang berkerja disekolah, untuk
dapat diselenggarakan dengan baik.
•
konferensi kasus
konferensi kasus diselenggarakan untuk
membicarakan suatu kasus. Salah satu tujuan konferensi kasus ialah untuk
diperolehnya gambaran yang lebih jelas, mendalam dan menyeluruh tentang
permaslahan siswa dan terkoordinasinya penanganan masalah yang dimaksud
sehingga upaya penanganan itu lebih efektif dan efisien.
•
Kunjungan rumah
Penanganan permaslahan siswa seringkali
memerlukan pemahaman yang lebih jauh tentang suasana rumah atau keluarga siswa.
Salah satu tujuan utamanya yaitu memperoleh data tambahan tentang permasalahan
siswa, khususnya yang bersangkut paut dengan keadaan rumah/orangtua.
•
Alih tangan
Kegiatan alih tangan meliputi dua jalur, yaitu
jalur kepada konselor dan jalur dari konselor. Jalur kepada konselor, dalam
arti konselor menerima “kiriman” klien dari pihak lain, seperti orang tua,
kepala sekolah, guru, pihak atau ahli lain. Sedangkan jalur dari konselor,
dalam arti konselor “mengirimkan” klien yang belum tuntas ditangani kepada
ahli-ahli lain.
Pada sisi yang pertama, yaitu konselor
menerima klien dari pihak lain, berkenaan dengan prosedur alih tangan hampir
tidak ada persoalan yang memerlukan perhatian khusus, kecuali masalah
kesukarelaan. Pada sisi yang kedua, yaitu konselor mengalihtangankan klien, ada
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, khususnya tentang kepada siapa
klien akan dialihtangankan, kesediaan klien, dan materi atau informasi tentang
klien hendaknya disampaikan kepada pihak lain tempat alih tangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar