Translate

Sabtu, 14 Mei 2016

Layanan bimbingan dan konseling dalam kelompok


            Apabila konseling perorangan menunjukkan layanan kepada individu atau klien orang-perorangan, maka bimbingan dan konseling kelompok mengarahkan layanan kepada sekelompok individu. Dengan satu kali kegiatan, layanan kelompok itu memberikan manfaat atau jasa kepada sejumlah orang.kemanfaatan yang lebih meluas inilah yang paling menjadi perhatian semua pihak berkenaan dengan layanan kelompok itu. Apalagi pada zaman yang menekankan perlunya efisiensi, perlunya perluasan pelayanan jasa yang mampu menjangkau lebih banyak konsumen secara tepat dan cepat, layanan kelompok semakin menarik.
            Keunggulan yang diberikan oleh layanan kelompok ternyata bukan hanya menyangkut aspek ekonomis/efisiensi sebagaiman dituturkan diatas. Dinamika perubahan yang terjadi ketika layanan itu berlangsung juga amat menarik perhatian. Dalam layanan kelompok interaksi antar individu anggota kelompok merupakan suatu yang khas, yang tidak mungkin terjadi pada konseling perorangan.
          Ciri-ciri kelompok
Meskipun suatu kelompok terdiri dari sejumlah orang, tetapi kelompok bukan sekedar kumpilan sejumlah orang. Sejumlah orang yang berkumpul itu baru merupakan “lahan” bagi terbentuknya kelompok. Unsur-unsur tersebut yang paling pokok menyangkut tujuan, keanggotaan dan kepimpinan, serta aturan yang diikuti.
Sekumpulan orang akan menjadi kelompok kalau mereka mempunyai tujuan bersama. Kebersamaan dalam kelompok lebih lanjut diikat dengan adanya pemimpin kelompok yang bertugas mempersatukan seluruh anggota kelompok, untuk melakukan kegiatan bersama, untuk mencapai tujuan yang satu bersama. Selanjutnya, kelompok yang sudah memiliki tujuan, anggota, dan pemimpin itu tidaklah lengkap apabila belum memiliki aturan dalam kelompok melaksanakan kegiatannya. Dengan demikian, jelaslah bahwa suatu kelompok membutuhkan aturan, nilai-nilai, atau pedoman yang memungkinkan seluruh anggota bertindak dan mengarahkan diri bagi pencapaian tujuan yang mereka kehendaki.
          Bimbingan kelompok
Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok. Gadza (1978) mengemukakan bahwa bimbingan kelompok disekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok  siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Dengan demikian jelas bahwa kegiatan dalam bimbingan kelompok ialah pemberian informasi untuk keperluan tertentu bagi para anggota kelompok, khususnya dalam kaitannya dengan unsur kelompok keempat unsur yang membentuk kelompok, maka dapat diketahui bahwa tujuan yang hendak dicapai oleh kelompok tersebut ialah menerima informasi. Lebih jauh informasi itu akan dipergunakan untuk menyusun rencana dan membuat keputusan, atau untuk keperluan lain yang relavan dengan informasi yang diberikan.
          Konseling kelompok
Layanan konseling kelompok pada dasarnya adalah layanan konseling perorangan yang dilaksankan didalam suasana kelompok. Disana ada konselor (yang jumlahnya mungkin lebih dari seorang) dan ada klien, yaitu para anggota kelompok (yang jumlahnya paling kurang dua orang). Disana terjadi hubungan konseling dalam suasana yang diusahakan sama seperti dalam konseling perorangan, yaitu hangat, terbuka, permisif, dan penuh keakraban. Dimana juga ada pengungkapan dan pemahaman masalah klien, penulusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya pemecahan masalah (jika perlu dengan menerapkan metode khusus), kegiatan evaluasi dan tindak lanjut.
Kegiatan penunjang
1. Instrumentasi bimbingan dan konseling
            Pemahaman tentang diri klien, tentang masalah klien, dan tentang lingkungan yang “lebih luas” dapat dicapai dengan berbagai cara. Instrumentasi bimbingan dan konseling memang merupakan salah satu sarana yang perlu dikembangkan agar pelayanan bimbingan dan konseling terlaksana secara lebih cermat dan berdasarkan data empirik.
Termasuk kedalam instrumen yangdimaksudkan itu adalah berbagai tes, inventori, angket dan format isian. Sedang untuk pemahaman lingkungan yang “lebih luas” dapat digunakan berbagai brosur, leaflet, selebaran, model, contoh, dan lain sebagainya.
          Instrumen tes
Tes merupakan prosedur untuk mengungkapkan tingkah laku seseorang dan menggambarkannya dalam bentuk skala angka atau klafikasi tertentu (Cronbach, 1970). Dalam bentuknya yang nyata tes meliputi serangkaian pertanyaan (tertulis atau lisan) atau tugas yang harus dijawab oleh orang yang di tes.
          Instrumen non-tes
Instrumen non-tes meliputi berbagai prosedur, seperti pengamatan, wawancara, catatan anekdot, angket, sosimetri, inventori yang dibakukan. Agar diperoleh hasil yang terandalkan, pengamatan dan wawancara dilakukan dengan mempergunakan pedoman pengamatan dan wawancara.
2. Penyelenggaraan himpunan data
Data yang telah terkumpul melalui berbagai tekhnik/prosedur untuk sejumlah individu perlu dihimpun secara cermat. Selain berkepentingan dengan himpunan data pribadi siswa, konselor disekolah perlu pula mengumpulkan data umum, yaitu data yang menyangkut berbagai informasi dan bebagai hal tentang “lingkungan yang lebih luas”. Data umum ini pada umumnya dipakai untuk layanan orientasi dan informasi, penempatan dan penyaluran.
3. Kegiatan khusus
Masih ada beberapa kegiatan khusus yang memerlukanperhatian konselor, khususnya konselor yang berkerja disekolah, untuk dapat diselenggarakan dengan baik.
          konferensi kasus
konferensi kasus diselenggarakan untuk membicarakan suatu kasus. Salah satu tujuan konferensi kasus ialah untuk diperolehnya gambaran yang lebih jelas, mendalam dan menyeluruh tentang permaslahan siswa dan terkoordinasinya penanganan masalah yang dimaksud sehingga upaya penanganan itu lebih efektif dan efisien.
          Kunjungan rumah
Penanganan permaslahan siswa seringkali memerlukan pemahaman yang lebih jauh tentang suasana rumah atau keluarga siswa. Salah satu tujuan utamanya yaitu memperoleh data tambahan tentang permasalahan siswa, khususnya yang bersangkut paut dengan keadaan rumah/orangtua.
          Alih tangan
Kegiatan alih tangan meliputi dua jalur, yaitu jalur kepada konselor dan jalur dari konselor. Jalur kepada konselor, dalam arti konselor menerima “kiriman” klien dari pihak lain, seperti orang tua, kepala sekolah, guru, pihak atau ahli lain. Sedangkan jalur dari konselor, dalam arti konselor “mengirimkan” klien yang belum tuntas ditangani kepada ahli-ahli lain.
Pada sisi yang pertama, yaitu konselor menerima klien dari pihak lain, berkenaan dengan prosedur alih tangan hampir tidak ada persoalan yang memerlukan perhatian khusus, kecuali masalah kesukarelaan. Pada sisi yang kedua, yaitu konselor mengalihtangankan klien, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, khususnya tentang kepada siapa klien akan dialihtangankan, kesediaan klien, dan materi atau informasi tentang klien hendaknya disampaikan kepada pihak lain tempat alih tangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar