A. Hubungan Ber- Bahasa
1. Hubungan antara Berbicara dan Menyimak
Berbicara dan menyimak merupakan
kegiatan komunikasi dua arah yang langsung. Menyimak bersifat reseptif,
sedangkan berbicara bersifat produktif. Misalnya, komunikasi yang terjadi antar
teman, antara pembeli dan penjual atau dalam suatu diskusi di kelas. Dalam hal
ini A berbicara dan B mendengarkan. Setelah itu giliran B yang berbicara dan A
mendengarkan. ada pula dalam suatu
konteks bahwa komunikasi itu terjadi dalam situasi noninteraktif, yaitu satu
pihak saja yang berbicara dan pihak lain hanya mendengarkan. Misalnya Khotbah
di masjid, dimana pemceramah menyampaikan ceramahnya, sedangkan yang lainnya
hanya mendengarkan.
Keterampilan menyimak merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan oleh
manusia bila dilihat dari proses pemerolehan bahasa. Secara berturut-turut
pemerolehan keterampilan berbahasa itu pada umumnya dimulai dari menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Kegiatan menyimak diawali dengan mendengarkan,
dan pada akhirnya memahami apa yang disimak. Untuk memahami isi bahan simakan
diperlukan suatu proses berikut; mendengarkan, mengidentifikasi,
menginterpretasi atau menafsirkan, memahami, menilai, dan yang terakhir
menanggapi apa yang disimak. Dalam hal ini menyimak memiliki tujuan yang
berbeda-beda yaitu untuk; mendapatkan fakta, manganalisa fakta, mengevaluasi
fakta, mendapat inspirasi, menghibur diri, dan meningkatkan kemampuan
berbicara.
Antara
berbicara dan menyimak terdapat hubungan yang erat dari hal-hal berikut ini.
• Ujaran (speech) biasanya dipelajari melalui
menyimak dan meniru (imitasi). Contoh atau model yang disimak serta direkam
oleh anak sangat penting dalam pengusaan kecakapan berbicara.
• Kata-kata yang akan dipakai
serta dipelajari oleh anak biasanya ditentukan oleh perangsang (stimuli) yang
mereka temui. Contoh kehidupan desa dan kota.
• Ujaran anak mencerminkan
pemakaian bahasa dirumahdan dalam masyrakat tempatnya hidup. Contoh ucapan,
intonasi, kosa kata, penggunaan kata-kata, dan pola-pola kalimat.
• Anak yang lebih muda lebih
dapat memahami kalimat-kalimat yang lebih jauh panjang dan rumit dari pada
kalimat yang dapat diucapkannya.
• Meningkatkan keterampilan
menyimak berarti membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang.
• Bunyi atau suara merupakan
suatu faktor penting dalam peningkatan cara pemakaian kata-kata anak. Contoh
anak akan tertolong kalau mereka mendengarkan/menyimak ujaran-ujaran yang baik
dari para guru.
• Berbicara dengan bantuan
alat-alat peraga (visual aids) akan
menghasilkan penangkapan informasi yang lebih baik pada pihak menyimak. Umumnya
anak mempergunakan bahasa yang didengarnya.
2. Hubungan antara Menyimak
dan Membaca
Menyimak dan membaca sama-sama merupakan keterampilan berbahasa yang
bersifat reseptif. Menyimak berkaitan dengan penggunaan bahasa ragm lisan,
sedangkan membaca merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis. Penyimak maupun
pembaca malakukan aktivitas pengidentifikasian terhadap unsur-unsur bahasa yang
berupa suara (menyimak), maupun berupa tulisan (membaca
Keterampilan menyimak juga
merupakan dasar atau faktor penting bagi suksesnya seseorang dalam belajar
membaca secara efektif.Hubungan penting antara menyimak dan membaca, antara
lain:
• Pengajaran serta
petunjuk-petunjuk dalam membaca diberikan oleh guru melalui bahasa lisan, dan
kemampuan anak untuk menyimak dengan pemahaman penting sekali.
• Menyimak merupakan cara
atau mode utama bagi pelajaran lisan (verbalized
learning) selama tahun-tahun permulaan disekolah. Contoh bahwa anak yang
cacat dalam membaca haruslah meneruskan pelajarannya dikelas yang lebih tinggi
dengan lebih banyak melalui menyimak daripada melalui membaca.
• Walaupun menyimak pemahaman ( listening
comprehension) lebih unggul daripada membaca pemahaman (reading comprehension), anak-anak sering
gagal untuk memahaminya dan tetap menyimpan/memakai/menguasai sejumlah fakta
yang mereka dengar.
• Para pelajar membutuhkan
bimbingan dalam belajar menyimak lebih efektif dan lebih teratur lagi agar
hasil pengajaran itu baik.
• Kosa kata atau
perbendaharaan kata menyimak yang sangat terbatas mempunyai kaitan dengan
kesukaran-kesukaran dalam belajar membaca secara baik.
• Bagi para pelajar yang
lebih besar atau tinggi kelasnya, korelasi antara kosa kata baca dan kosa kata
simak (reading covabulary) dan (listening
covabulary) sangat tinggi.
• Pembedaan atau
diskriminasipendengaran yang jelek acapkali dihubungkan dengan membaca yang
tidak efektif dan mungkin merupakan suatu faktor pendukung atau faktor tambahan
dalam ketidakmampuan dalam membaca (poor
reading).
• Menyimak turut membantu
anak untuk menangkap ide utama yang diajukan oleh pembicara.
3.
Hubungan antara Berbicara dan Membaca
Hubungan antara bidang lisan dan membaca telah dapat diketahui dalam
beberapa telaah penelitian, antara lain :
• Performansi atau penampilan
membaca berbeda sekali dengan kecakapan bahsa lain.
• Pola-pola dalam pelajaran
ujaran orang yang tuna aksara atau buta huruf mungkin mengganggu pelajaran
membaca pada anak.
• Kalau pada tahun-tahun
permulaan sekolah ujaran membentuk suatu pelajaran bagi pelajaran
membaca,membaca bagi anak-anak kelas yang lebih tinggi turut membantu
meningkatkan bahasa lisan mereka, misalnya : kesadaran linguistik mereka
terhadap istilah-astilah baru, struktur kalimat yang baik dan efektif, serta
penggunaan kata-kata yang tepat.
• Kosa kata khusus mengenai
bahan bacaan haruslah diajarkan sacara langsung. Andaikan muncul kata-kata baru
dalam buku bacaan/buku pegangan murid, guru hendaknya mendiskusikannya dengan
murid sehingga mereka memahami maknanya sebelum mereka membacanya.
4.
Hubungan antara Ekspresi Lisan dan Ekspresi Tulis
Menyimak dan menulis merupakan aktifitas berbahasa, dimana keterampilan
menyimak bersifat reseftif dan menulis adalah bersifat produktif, Antara
menyimak dan menulis memiliki hubungan yang erat dari menyimak suatu ujaran
atau informasi dapat menumbuhkan kreatifitas untuk menulis hasil simakan yang
diperoleh.,dan dituangkan dalam suatu karya tulisbaik itu puisi, cerpen, Prosa
dll.
Adalah wajar bila komunikasi lisan dan komunikasi tulis erat sekali
berhubungan karena keduanya mempunyai banyak persamaan antara lain :
• Seorang anak belajar
berbicara jauh sebelum dia dapat menulis dan kosa kata, pola-pola kalimat,
serta organisasi ide-ide yang memberi ciri kepada ujarannya merupakan dasr bagi
ekspresi tulis berikutnya.
• Seorang anak yang telah
dapat menulis dengan lancar biasanya dapat pula menuliskan
pengalaman-pengalaman pertamanya serta tepat tanpa diskusi lisan pendahuluan,
tetapi dia masih perlu membicarakan ide-ide yang rumit yang dia peroleh dari
tangan kedua.
• Perbedaan-perbadaan pun
terdapat pula antara komunikasi lisan dan komunikasi tulis.
• Membuat catatan serta
membuat bagan atau rangka ide-ide yang akan disampaikan pada suatu pembicaraan
akan menolong murid untuk mengutarakan ide-ide tersebut kepada pera pendengar .
5.
Hubungan Menulis dan Berbicara
Berbicara dan menulis merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat
produktif. Berbicara merupakan kegiatan ragam lisan, sedangkan menulis
merupakan kegiatan berbahasa ragam tulis. Menulis pada umumnya merupakan
kegiatan berbahasa tak langsung, sedangkan berbicara merupakan kegiatan
berbahasa yang bersifat langsung.
Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi yang
dalam proses itu terjadi pemindahan pesan dari satu pihak (komunikator) ke
pihak lain (komunikan). Pesan yang akan disampaikan kepada komunikan lebih
dahulu diubah ke dalam simbol-simbol yang dipahami oleh kedua belah pihak (Abd.
Gofur, 6 : 2009).
Aspek-aspek yang dinilai pada kegiatan berbicara terdiri atas aspek
kebahasaan dan nonkebehasaan. Aspek kebahasaan terdiri atas; ucapan atau lafal,
tekanan kata, nada dan irama, persendian, kosakata atau ungkapan, dan variasi
kalimat atau struktur kalimat. Aspek nonkebahsaan terdiri atas; kelancaran,
penguasaan materi, keberanian, keramahan, ketertiban, semangat, dan sikap.
6.
Hubungan Membaca dan Menulis
Membaca dan menulis merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis. Menulis
adalah kegiatan berbahasa yang bersifat produktif, sedangkan membaca adalah
kegiatan yang bersifat reseptif. Seorang penulis menyampaikan gagasan,
perasaan, atau informasi dalam bentuk tulisan. Sebaliknya seorang pembaca
mencoba memahami gagsan, perasaan atau informasi yang disajikan dalam bentuk
tulisan tersebut.
B.
Prinsip Dasar bahasa
Prinsip
Dasar Bahasa yang Merupakan Hakikat Bahasa
• Bahasa adalah suatu sistem.
Suatu sistem pola – pola yang kompleks dan suatu struktur dasar
• Bahasa adalah vocal
• Bahasa tersusun dari
lambang-lambang arbiter
• Setiap bahasa bersifat
unik.
• Bahasa di bangun dari
kebiasaan-kebiasaan
• Bahasa adalah sarana komunikasi
• Bahasa berhubungan dengan
budaya setempat
Bahasa
itu berubah dan dinamis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar