Translate

Sabtu, 07 Mei 2016

Hubungan Ber- Bahasa dan Prinsip Dasar bahasa


A. Hubungan Ber- Bahasa
1. Hubungan antara Berbicara dan Menyimak                    
Berbicara dan menyimak  merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung. Menyimak bersifat reseptif, sedangkan berbicara bersifat produktif. Misalnya, komunikasi yang terjadi antar teman, antara pembeli dan penjual atau dalam suatu diskusi di kelas. Dalam hal ini A berbicara dan B mendengarkan. Setelah itu giliran B yang berbicara dan A mendengarkan.  ada pula dalam suatu konteks bahwa komunikasi itu terjadi dalam situasi noninteraktif, yaitu satu pihak saja yang berbicara dan pihak lain hanya mendengarkan. Misalnya Khotbah di masjid, dimana pemceramah menyampaikan ceramahnya, sedangkan yang lainnya hanya mendengarkan.
Keterampilan menyimak merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan oleh manusia bila dilihat dari proses pemerolehan bahasa. Secara berturut-turut pemerolehan keterampilan berbahasa itu pada umumnya dimulai dari menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kegiatan menyimak diawali dengan mendengarkan, dan pada akhirnya memahami apa yang disimak. Untuk memahami isi bahan simakan diperlukan suatu proses berikut; mendengarkan, mengidentifikasi, menginterpretasi atau menafsirkan, memahami, menilai, dan yang terakhir menanggapi apa yang disimak. Dalam hal ini menyimak memiliki tujuan yang berbeda-beda yaitu untuk; mendapatkan fakta, manganalisa fakta, mengevaluasi fakta, mendapat inspirasi, menghibur diri, dan meningkatkan kemampuan berbicara.

Antara berbicara dan menyimak terdapat hubungan yang erat dari hal-hal berikut ini.
      Ujaran (speech) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru (imitasi). Contoh atau model yang disimak serta direkam oleh anak sangat penting dalam pengusaan kecakapan berbicara.
      Kata-kata yang akan dipakai serta dipelajari oleh anak biasanya ditentukan oleh perangsang (stimuli) yang mereka temui. Contoh kehidupan desa dan kota.
      Ujaran anak mencerminkan pemakaian bahasa dirumahdan dalam masyrakat tempatnya hidup. Contoh ucapan, intonasi, kosa kata, penggunaan kata-kata, dan pola-pola kalimat.
      Anak yang lebih muda lebih dapat memahami kalimat-kalimat yang lebih jauh panjang dan rumit dari pada kalimat yang dapat diucapkannya.
      Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang.
      Bunyi atau suara merupakan suatu faktor penting dalam peningkatan cara pemakaian kata-kata anak. Contoh anak akan tertolong kalau mereka mendengarkan/menyimak ujaran-ujaran yang baik dari para guru.
      Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga (visual aids) akan menghasilkan penangkapan informasi yang lebih baik pada pihak menyimak. Umumnya anak mempergunakan bahasa yang didengarnya.
2. Hubungan antara Menyimak dan Membaca
Menyimak dan membaca sama-sama merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Menyimak berkaitan dengan penggunaan bahasa ragm lisan, sedangkan membaca merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis. Penyimak maupun pembaca malakukan aktivitas pengidentifikasian terhadap unsur-unsur bahasa yang berupa suara (menyimak), maupun berupa tulisan (membaca
 Keterampilan menyimak juga merupakan dasar atau faktor penting bagi suksesnya seseorang dalam belajar membaca secara efektif.Hubungan penting antara menyimak dan membaca, antara lain:
      Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca diberikan oleh guru melalui bahasa lisan, dan kemampuan anak untuk menyimak dengan pemahaman penting sekali.
      Menyimak merupakan cara atau mode utama bagi pelajaran lisan (verbalized learning) selama tahun-tahun permulaan disekolah. Contoh bahwa anak yang cacat dalam membaca haruslah meneruskan pelajarannya dikelas yang lebih tinggi dengan lebih banyak melalui menyimak daripada melalui membaca.
      Walaupun menyimak pemahaman ( listening comprehension) lebih unggul daripada membaca pemahaman (reading comprehension), anak-anak sering gagal untuk memahaminya dan tetap menyimpan/memakai/menguasai sejumlah fakta yang mereka dengar.
      Para pelajar membutuhkan bimbingan dalam belajar menyimak lebih efektif dan lebih teratur lagi agar hasil pengajaran itu baik.
      Kosa kata atau perbendaharaan kata menyimak yang sangat terbatas mempunyai kaitan dengan kesukaran-kesukaran dalam belajar membaca secara baik.
      Bagi para pelajar yang lebih besar atau tinggi kelasnya, korelasi antara kosa kata baca dan kosa kata simak (reading covabulary) dan  (listening covabulary) sangat tinggi.
      Pembedaan atau diskriminasipendengaran yang jelek acapkali dihubungkan dengan membaca yang tidak efektif dan mungkin merupakan suatu faktor pendukung atau faktor tambahan dalam ketidakmampuan dalam membaca (poor reading).
      Menyimak turut membantu anak untuk menangkap ide utama yang diajukan oleh pembicara.
3. Hubungan antara Berbicara dan Membaca
Hubungan antara bidang lisan dan membaca telah dapat diketahui dalam beberapa telaah penelitian, antara lain :
      Performansi atau penampilan membaca berbeda sekali dengan kecakapan bahsa lain.
      Pola-pola dalam pelajaran ujaran orang yang tuna aksara atau buta huruf mungkin mengganggu pelajaran membaca pada anak.
      Kalau pada tahun-tahun permulaan sekolah ujaran membentuk suatu pelajaran bagi pelajaran membaca,membaca bagi anak-anak kelas yang lebih tinggi turut membantu meningkatkan bahasa lisan mereka, misalnya : kesadaran linguistik mereka terhadap istilah-astilah baru, struktur kalimat yang baik dan efektif, serta penggunaan kata-kata yang tepat.
      Kosa kata khusus mengenai bahan bacaan haruslah diajarkan sacara langsung. Andaikan muncul kata-kata baru dalam buku bacaan/buku pegangan murid, guru hendaknya mendiskusikannya dengan murid sehingga mereka memahami maknanya sebelum mereka membacanya.
4. Hubungan antara Ekspresi Lisan dan Ekspresi Tulis
Menyimak dan menulis merupakan aktifitas berbahasa, dimana keterampilan menyimak bersifat reseftif dan menulis adalah bersifat produktif, Antara menyimak dan menulis memiliki hubungan yang erat dari menyimak suatu ujaran atau informasi dapat menumbuhkan kreatifitas untuk menulis hasil simakan yang diperoleh.,dan dituangkan dalam suatu karya tulisbaik itu puisi, cerpen, Prosa dll.
Adalah wajar bila komunikasi lisan dan komunikasi tulis erat sekali berhubungan karena keduanya mempunyai banyak persamaan antara lain :
      Seorang anak belajar berbicara jauh sebelum dia dapat menulis dan kosa kata, pola-pola kalimat, serta organisasi ide-ide yang memberi ciri kepada ujarannya merupakan dasr bagi ekspresi tulis berikutnya.
      Seorang anak yang telah dapat menulis dengan lancar biasanya dapat pula menuliskan pengalaman-pengalaman pertamanya serta tepat tanpa diskusi lisan pendahuluan, tetapi dia masih perlu membicarakan ide-ide yang rumit yang dia peroleh dari tangan kedua.
      Perbedaan-perbadaan pun terdapat pula antara komunikasi lisan dan komunikasi tulis.
      Membuat catatan serta membuat bagan atau rangka ide-ide yang akan disampaikan pada suatu pembicaraan akan menolong murid untuk mengutarakan ide-ide tersebut kepada pera pendengar .
5. Hubungan Menulis dan Berbicara
Berbicara dan menulis merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif. Berbicara merupakan kegiatan ragam lisan, sedangkan menulis merupakan kegiatan berbahasa ragam tulis. Menulis pada umumnya merupakan kegiatan berbahasa tak langsung, sedangkan berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat langsung.
Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi yang dalam proses itu terjadi pemindahan pesan dari satu pihak (komunikator) ke pihak lain (komunikan). Pesan yang akan disampaikan kepada komunikan lebih dahulu diubah ke dalam simbol-simbol yang dipahami oleh kedua belah pihak (Abd. Gofur, 6 : 2009).
Aspek-aspek yang dinilai pada kegiatan berbicara terdiri atas aspek kebahasaan dan nonkebehasaan. Aspek kebahasaan terdiri atas; ucapan atau lafal, tekanan kata, nada dan irama, persendian, kosakata atau ungkapan, dan variasi kalimat atau struktur kalimat. Aspek nonkebahsaan terdiri atas; kelancaran, penguasaan materi, keberanian, keramahan, ketertiban, semangat, dan sikap.
6. Hubungan Membaca dan Menulis
Membaca dan menulis merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis. Menulis adalah kegiatan berbahasa yang bersifat produktif, sedangkan membaca adalah kegiatan yang bersifat reseptif. Seorang penulis menyampaikan gagasan, perasaan, atau informasi dalam bentuk tulisan. Sebaliknya seorang pembaca mencoba memahami gagsan, perasaan atau informasi yang disajikan dalam bentuk tulisan tersebut.
B. Prinsip Dasar bahasa
Prinsip Dasar Bahasa yang Merupakan Hakikat Bahasa
      Bahasa adalah suatu sistem. Suatu sistem pola – pola yang kompleks dan suatu struktur dasar
      Bahasa adalah vocal
      Bahasa tersusun dari lambang-lambang arbiter
      Setiap bahasa bersifat unik.
      Bahasa di bangun dari kebiasaan-kebiasaan
      Bahasa adalah sarana komunikasi
      Bahasa berhubungan dengan budaya setempat

Bahasa itu berubah dan dinamis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar