•
Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah
atau hasil yang diharapkan. Dalam skala makro, rumusan tujuan kurikulum erat
kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan,
rumusan tujuan yang menggambarkan suatu masyarakat yang di cita -citakan,
misalkan, filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat Indonesia adalah
pancasila, maka tujuan yang diharapkan tercapai oleh suatu kurikulum adalah
terbentuknya masyarakat yang pancasilais. Dalam skala mikro, tujuan kurikulum
berhubungan dengan misi dan visi sekolah serta tujuan yang lebih sempit,
seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses pembelajaran.
•
Komponen Isi/ Materi Pelajaran
Isi kurikulum merupakan komponen yang
berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum
itu menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi
pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap materi pelajaran yang
diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi maupun aktivitas itu
seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Kriteria yang dapat membantu pada
perancangan kurikulum dalam menentukan isi kurikulum. Kriteria itu anatara
lain:
1. Isi kurikulum harus sesuai,
tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa.
2. Isi kurikulum harus
mencerminkan kenyataan sosial.
3. Isi kurikulum harus
mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji
4. Isi kurikulum mengandung
bahan pelajaran yang jelas
5. Isi kurikulum dapat
menunjanga tercapainya tujuan pendidikan.
Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi
kurikulum yang dikembangkan dan disusun dengan prinsip-prinsip sebagai berikut
:
1) Materi
kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari bahan kajian atau topik-topik
pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran
2) Mengacu pada pencapaian
tujuan setiap satuan pelajaran
3) Diarahkan untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional.
•
Komponen Metode/ Strategi
Strategi dan metode merupakan komponen
ketiga dalam pengembangan kurikulum. Komponen ini merupakan komponen yang
memiliki peran yang sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi
kurikulum. Bagaimana bagus dan idealnya tujuan yang harus dicapai tanpa
strategi yang tepat untuk mencapainya, maka maka tujuan itu tidak mungkin dapat
tercapai. Strategi meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang
direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Sejalan dengan pendapat diatas, T.
Rajakoni mengartikan strategi pembelajaran sebagai pola dan urutan umum
perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
Dari kedua pengertian diatas, ada dua hal
yang patut kita cermati. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana
tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan
berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan atau
strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja, belum sampai pada
tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. artinya, arah
dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan
demikian penyusunan langkah – langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai
fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.
Upaya untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal, dinamakan metode. Ini berarti metode digunakan untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa jadi satu
strategi pembelajaran digunakan beberapa metode. Misalnya untuk melaksanakan
strategi ekspositori bisa digunakan metode ceramah sekaligus metode tanya jawab
atau bahkan diskusi dengan pemanfaatan sumber daya yang tersedia termasuk
menggunakan media pembelajaran. Oleh karena itu, strategi berbeda dengan
metode. Strategi menunjuk pada a
plan of operation achieving something, sedangkan metode adalah a way in achieving something.
Istilah lain juga yang memiliki kemiripan
dengan strategi adalah pendekatan (approach).
Sebenarnya pendekatan berbeda dengan strategi maupun metode. Pendekatan dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran.
Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran,
yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher
centered approach) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student centered approach). Pendekatan
yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran
deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inquiry serta
strategi pembelajaran induktif. Dengan demikian, istilah pendekatan merujuk
kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum. Oleh karena itu, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat
bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu.
•
Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari kurikulum. Melalui evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti
kurikulum sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan apakah suatu kurikulum
perlu dipertahankan atau tidak, dan bagian – bagian mana yang harus
disempurnakan. Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektivitas pencapaian
tujuan. Dalam konteks kurikulum, evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui
apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi
digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan. Kedua
fungsi tersebut menurut Scriven (1967) adalah evaluasi sebagai fungsi sumatif
dan evaluasi sebagai fungsi formatif. Evaluasi sebagai alat untuk melihat
keberhasilan pencapaian tujuan dapat dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu tes
dan nontes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar